Akhlak Seorang Ahlusunnah Wal Jamaah
Bismillah
Sesi 23 - Dauroh Aqidah Ramadhan ke-5 (1446H / 2025M)
📖 Pembahasan Kitab Aqidah Wasithiyah Karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
🖊 Tema: Akhlak Seorang Ahlusunnah Wal Jamaah
🎙 Pemateri:
Ustadz Hamdi Solah Al Bakri, Lc.
hafidzahullahu ta'ala
🗓 Hari/Tanggal:
Senin, 24 Ramadhan 1446 H
/ 24 Maret 2025 M
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
*Akhlak Seorang Ahlusunnah Wal Jamaah*
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Dalam Kitab Aqidah Wasithiyah mengatakan:
Mereka beragama dengan menasihati umat karena menyakini makna sabda Nabi:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
"Orang beriman dengan orang beriman lainnya bagaikan sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling menguatkan," beliau mengeratkan jari-jarinya.
Juga sabda Nabi:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطْفِهِمْ؛ كَمَثَلِ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْو؛ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ»
"Perumpamaan orang beriman dalam saling mencintai, saling mengasihi, saling melengkapi, bagaikan satu badan. Jika ada anggota badan yang sakit, seluruh anggota badan merasa sakit dengan susah tidur dan demam."
Mereka memerintahkan untuk bersabar menghadapi musibah, bersyukur saat lapang, dan ridho atas takdir yang pahit.
Mereka memerintahkan untuk bersabar menghadapi musibah, bersyukur saat lapang, dan ridho atas takdir yang pahit.
Mereka mengajak kepada akhlak mulia, amal sholih, karena meyakini makna sabda Nabi:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا»
"Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya."
Mereka memerintahkan untuk menyambung siapa saja yang memutus hubungannya denganmu, memberi siapa saja yang menahan hartanya darimu, dan memaafkan siapa saja yang menzolimimu.
Mereka memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua, menyambung tali rohim, berbuat baik kepada tetangga, berbuat baik kepada anak yatin miskin, dan ibnu sabil, serta lembut kepada budak.
Mereka melarang dari berbangga-bangga, sombong dalam penampilan dan berjalan, tidak kasar kepada makhluk dalam menuntut maupun bukan.
Mereka menyuruh untuk berakhlak mulia, dan melarang dari akhlak tercela.
Setiap yang mereka ucapkan dan kerjakan dari perkara-perkara ini maupun selainnya, hanya dalam rangka mengikuti Al-Kitab dan As-Sunnah.
Jalan mereka adalah agama Islam yang dibawa oleh Muhammad. Akan tetapi, ketika Nabi mengabarkan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di Neraka kecuali satu golongan saja, yaitu Al-Jamaah (jamaah Sahabat), dalam sebuah hadits bahwa mereka adalah:
هُمْ مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي»
"Siapa saja yang berada di atas ajaranku hari ini dan para Sahabatku."
Maka, orang-orang yang berpegang teguh terhadap Islam murni dari segala kotoran (bid'ah).
Ini adalah akidah yang benar, akidah ahlus sunnah waljamaah. Ini akidahnya para sahabat. Sikap mereka sesuai apa yang Allah sebutkan didalam al qur'an dan apa yang dicontohkan nabi.
Maka jangan lupa yang sangat penting adalah kepribadian seseorang (akhlak yang mulia). Bagaimana berhadapan dengan orang yang lebih muda atau yang lebih tua dari kita.
Karena banyak kaum muslim belajar agama, tapi tidak belajar akhlak. Banyak ilmu keislaman yang dipelajari namun tidak berimbas dengan akhlaknya.
Akhlak berkaitan dengan keyakinan seseorang. Betapa indahnya kitab ini, ditutup dengan pembahasan tentang akhlak. Seorang ahlus sunnah waljamaah adalah orang yang tawadhu/ rendah hati dan tidak sombong. Sebab kebaikan akhlaknya, orang lain jatuh cinta kepadanya. Ini adalah ciri ahlus sunnah waljamaah.
Akhlak mulia yang diajarkan dalam Islam, khususnya dalam aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Rasulullah menekankan pentingnya memiliki akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa hadits yang berkaitan dengan itu:
1. Berkata Baik atau Diam
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
(HR. Bukhari & Muslim)
2. Memuliakan Tetangga
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya." (HR. Bukhari & Muslim)
3. Memuliakan Tamu
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari & Muslim)
4. Rendah Hati dan Tidak Suka Dilayani Berlebihan
Rasulullah adalah orang yang sangat tawadhu' (rendah hati).
Bagaimana bersikap dengan orang yang lebih tua dari kita?
Adapun dalam Sunan at-Tirmidzi dari Anas bin Malik Radhiallahuanhu berkata,
“Seorang lelaki tua datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam lantas orang-orang memperlambat untuk memperluas jalan untuknya, maka Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
ليس منا من لم يرحم صغيرنا،ويوقّر كبيرنا
‘Bukan termasuk dari golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang tua (orang dewasa) kami'” (HR. At Tirmidzil
Saking betapa pentingnya akhlak mulia dalam islam.
2. Akhlak baik adalah amalan yang paling berat timbangannya di akherat kelak
Nabi bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ، وَإِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيءَ
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat selain akhlak yang baik. Dan sesungguhnya Allah membenci orang yang keji dan berkata kotor.”
(HR. Tirmidzi No. 2002, dinilai sahih oleh Al-Albani)
3. Akhlak baik bisa menyamai orang yang rajin shalat dan rajin puasa
Nabi bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba itu benar-benar mencapai derajat orang yang berpuasa dan sholat malam dengan sebab akhlaknya yang baik" (HR. Abu Dawud no. 4798)
Orang yang sudah belajar agama dengan benar akan membuat orang lain nyaman dan bahagia saat berada di dekatnya. Akidah yang benar tidak bisa dipisahkan dengan akhlak yang mulia.
Kenapa Akhlak baik bisa menyamai orang yang rajin shalat dan rajin puasa?
Karena akhlak mulia berkaitan dengan orang lain dan berimbas dengan orang lain. Ada amalan yang dilakukan bermanfaat untuk orang lain, sehingga pahalanya sangat besar sekali.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لأن أمشي مع أخ في حاجة أحب إلي من أن أعتكف في هذا المسجد
“Sungguh aku berjalan bersama seorang saudara (muslim) di dalam sebuah keperluan lebih aku cintai daripada aku beri’tikaf di dalam masjid ku (masjid Nabawi) ini selama sebulan.”
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar, Nabi ﷺ bersabda,
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini – Masjid Nabawi – selama sebulan penuh.”
Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa ketulusan dan kebaikan dalam membantu dan memperhatikan orang lain memiliki nilai yang lebih besar di hadapan Allah daripada melakukan i’tikaf di salah satu tempat paling suci di dunia, yaitu Masjid Nabawi. Karena ini adalah amalan sholeh yang memberikan manfaat untuk orang lain.
4. Akhlak yang mulia adalah sebab seseorang masuk surga
Nabi bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا، وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ
“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar. Dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta, meskipun dalam bercanda. Serta sebuah rumah di bagian tertinggi surga bagi orang yang akhlaknya baik.”
(HR. Abu Dawud No. 4800, dinilai hasan oleh Al-Albani)
Wahai rasulullah apa yang membawa kita ke surga? Bertakwa kepada Allah dan akhlak yang baik.
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.”
(HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
♡♡ Tulus kepada manusia atau sesama. Ketulusan itu milik orang orang yang beriman.
♡♡ Menginginkan kebaikan untuk orang lain. Karena biasanya seseorang sering mementingkan dirinya sendiri.
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi bersabda:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
"Orang beriman dengan orang beriman lainnya bagaikan sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling menguatkan," beliau mengeratkan jari-jarinya.
Nabi Juga Bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطْفِهِمْ؛ كَمَثَلِ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْو؛ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ»
"Perumpamaan orang beriman dalam saling mencintai, saling mengasihi, saling melengkapi, bagaikan satu badan. Jika ada anggota badan yang sakit, seluruh anggota badan merasa sakit dengan susah tidur dan demam."
Puncak dari akhlak yang baik:
1. Jika orang berbuat buruk kita tetap baik
2. Jika orang berbuat jahat kita tetap baik
3. Jika orang menghina atau merendahkan kita, kita tetap baik
Karena kita hanya berharap ridho dari Allah. Ini yang harus jadi prioritas dalam hidup kita.
QS. Al-Insan Ayat 9:
اِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِـوَجۡهِ اللّٰهِ لَا نُرِيۡدُ مِنۡكُمۡ جَزَآءً وَّلَا شُكُوۡرًا
(sambil berkata), "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu."
Ayat ini menerangkan keikhlasan orang-orang abrar yang menyatakan bahwa mereka memberikan makanan kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan hanya untuk mengharapkan keridaan Allah semata, tidak menghendaki balasan dan tidak pula mengharapkan ucapan terima kasih.
Jadi, hendaklah hati kita ikhlas karena Allah, tanpa dicampuri oleh perasaan lain yang ingin menerima balasan yang setimpal atau mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain.
Bagian dari akhlak mulia ahlus sunnah waljamaah :
1. Memberikan hak kepada orang tua
2. Menyambung silahturahmi kepada saudara
3. Baik kepada tetangga
4. Berbuat baik kepada anak yatim
5. Berbuat baik kepada hewan dan budak
6. Jangan pernah merendahkan orang lain
7. Jangan pernah ada rasa bangga terhadap diri sendiri.
Wahai saudaraku, Semua yang kita miliki di dunia ini adalah nikmat dari Allah dan karunia dari Allah. Karenanya jadilah hamba yang bersyukur atas nikmat yang telah diberi dan berdoa untuk berlindung agar Allah tidak mencabut nikmatnya dalam diri kita.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, dia berkata, “Di antara doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“ALLOOHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MIN ZAWAALI NI’MATIK, WA TAHAWWULI ‘AAFIYATIK, WA FUJAA’ATI NIQMATIK, WA JAMII’I SAKHOTHIK”
Sesi 23 - Dauroh Aqidah Ramadhan ke-5 (1446H / 2025M)
📖 Pembahasan Kitab Aqidah Wasithiyah Karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
🖊 Tema: Akhlak Seorang Ahlusunnah Wal Jamaah
🎙 Pemateri:
Ustadz Hamdi Solah Al Bakri, Lc.
hafidzahullahu ta'ala
🗓 Hari/Tanggal:
Senin, 24 Ramadhan 1446 H
/ 24 Maret 2025 M
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
*Akhlak Seorang Ahlusunnah Wal Jamaah*
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Dalam Kitab Aqidah Wasithiyah mengatakan:
Mereka beragama dengan menasihati umat karena menyakini makna sabda Nabi:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
"Orang beriman dengan orang beriman lainnya bagaikan sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling menguatkan," beliau mengeratkan jari-jarinya.
Juga sabda Nabi:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطْفِهِمْ؛ كَمَثَلِ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْو؛ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ»
"Perumpamaan orang beriman dalam saling mencintai, saling mengasihi, saling melengkapi, bagaikan satu badan. Jika ada anggota badan yang sakit, seluruh anggota badan merasa sakit dengan susah tidur dan demam."
Mereka memerintahkan untuk bersabar menghadapi musibah, bersyukur saat lapang, dan ridho atas takdir yang pahit.
Mereka memerintahkan untuk bersabar menghadapi musibah, bersyukur saat lapang, dan ridho atas takdir yang pahit.
Mereka mengajak kepada akhlak mulia, amal sholih, karena meyakini makna sabda Nabi:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا»
"Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya."
Mereka memerintahkan untuk menyambung siapa saja yang memutus hubungannya denganmu, memberi siapa saja yang menahan hartanya darimu, dan memaafkan siapa saja yang menzolimimu.
Mereka memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua, menyambung tali rohim, berbuat baik kepada tetangga, berbuat baik kepada anak yatin miskin, dan ibnu sabil, serta lembut kepada budak.
Mereka melarang dari berbangga-bangga, sombong dalam penampilan dan berjalan, tidak kasar kepada makhluk dalam menuntut maupun bukan.
Mereka menyuruh untuk berakhlak mulia, dan melarang dari akhlak tercela.
Setiap yang mereka ucapkan dan kerjakan dari perkara-perkara ini maupun selainnya, hanya dalam rangka mengikuti Al-Kitab dan As-Sunnah.
Jalan mereka adalah agama Islam yang dibawa oleh Muhammad. Akan tetapi, ketika Nabi mengabarkan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di Neraka kecuali satu golongan saja, yaitu Al-Jamaah (jamaah Sahabat), dalam sebuah hadits bahwa mereka adalah:
هُمْ مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي»
"Siapa saja yang berada di atas ajaranku hari ini dan para Sahabatku."
Maka, orang-orang yang berpegang teguh terhadap Islam murni dari segala kotoran (bid'ah).
Ini adalah akidah yang benar, akidah ahlus sunnah waljamaah. Ini akidahnya para sahabat. Sikap mereka sesuai apa yang Allah sebutkan didalam al qur'an dan apa yang dicontohkan nabi.
Maka jangan lupa yang sangat penting adalah kepribadian seseorang (akhlak yang mulia). Bagaimana berhadapan dengan orang yang lebih muda atau yang lebih tua dari kita.
Karena banyak kaum muslim belajar agama, tapi tidak belajar akhlak. Banyak ilmu keislaman yang dipelajari namun tidak berimbas dengan akhlaknya.
Akhlak berkaitan dengan keyakinan seseorang. Betapa indahnya kitab ini, ditutup dengan pembahasan tentang akhlak. Seorang ahlus sunnah waljamaah adalah orang yang tawadhu/ rendah hati dan tidak sombong. Sebab kebaikan akhlaknya, orang lain jatuh cinta kepadanya. Ini adalah ciri ahlus sunnah waljamaah.
Akhlak mulia yang diajarkan dalam Islam, khususnya dalam aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Rasulullah menekankan pentingnya memiliki akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa hadits yang berkaitan dengan itu:
1. Berkata Baik atau Diam
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
(HR. Bukhari & Muslim)
2. Memuliakan Tetangga
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya." (HR. Bukhari & Muslim)
3. Memuliakan Tamu
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari & Muslim)
4. Rendah Hati dan Tidak Suka Dilayani Berlebihan
Rasulullah adalah orang yang sangat tawadhu' (rendah hati).
Dalam sebuah riwayat, beliau pernah berkata:
"Aku ini hanyalah seorang hamba. Aku makan sebagaimana seorang hamba makan, dan aku duduk sebagaimana seorang hamba duduk." (HR. Abu Ya'la)
Kaitan iman dan akhlak tidak bisa dipisahkan, dia harus saling berbarengan. Ucapan seseorang berkaitan dengan apa yang ada di hati dan pikirannya.
Pepatah arab:
Seperti teko, yang hanya mengeluarkan isi teko. Jika di dalamnya air, maka akan keluar air. Jika di dalamnya susu, maka akan keluar susu. Jika di dalamnya air comberan, maka itulah yang dikeluarkan.
Begitu juga dengan akhlak, akhlak yang baik berasal dari hati yang baik pula. Sama halnya dengan lisan kita, kalau yang keluar adalah ayat alquran, as sunnah dan akhlak yang mulia. Itu berarti itulah yang ada di dalam hatinya.
Memperhatikan tutur kata, akhlak, tidak mencela, merendahkan orang lain. Orang yang mau memiliki akhlak yang baik, harus mempelajari akidah.
Beberapa Keutamaan akhlak baik:
1. Orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya di antara mereka.”
Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.”
Nabi adalah orang yang paling memiliki akhlak. Ibnu taimiyah berkata Akhlak Rassulullah adalah mukjizat itu sendiri.
Allah ta'ala berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam 68:4)
Hadist:
قُلتُ : يَا أُمَّ المُؤمِنِينَ ! حَدِّثِينِي عَن خُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ .قَالَت : يَا بُنَيَّ أَمَا تَقرَأُ القُرآنَ ؟ قَالَ اللَّهُ : ( وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ ) خُلُقُ مُحَمَّدٍ القُرآنُ أخرجها أبو يعلى (8/275) بإسناد صحيح .
“Aku berkata, ‘Wahai Ummul Mukminin, beritakanlah kepadaku tentang akhlak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” Aisyah berkata, “Wahai anakku, tidakkah engkau membaca Al-Qur’an? Allah berfirman, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Akhlak Muhammad adalah Al-Qur’an.”
(HR. Abu Ya’la, 8/275 dengan Isnad yang shahih).
Allah ta'ala berfirman,
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-'Aĥzāb 33:21)
Kita ingin mengikuti nabi, berarti kita juga harus mau memperbaiki diri dan akhlak kita. Ini adalah pelajaran besar dan penting yang harus kita perjuangkan "akhlak mulia"
Salah satu sunnah Nabi saat melihat anak kecil adalah mengucapkan salam. Rasulullah selalu menunjukkan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak, termasuk dengan menyapa mereka terlebih dahulu.
Hadistnya :
"Sesungguhnya Rasulullah pernah melewati anak-anak kecil, lalu beliau memberi salam kepada mereka."
"Aku ini hanyalah seorang hamba. Aku makan sebagaimana seorang hamba makan, dan aku duduk sebagaimana seorang hamba duduk." (HR. Abu Ya'la)
Kaitan iman dan akhlak tidak bisa dipisahkan, dia harus saling berbarengan. Ucapan seseorang berkaitan dengan apa yang ada di hati dan pikirannya.
Pepatah arab:
Seperti teko, yang hanya mengeluarkan isi teko. Jika di dalamnya air, maka akan keluar air. Jika di dalamnya susu, maka akan keluar susu. Jika di dalamnya air comberan, maka itulah yang dikeluarkan.
Begitu juga dengan akhlak, akhlak yang baik berasal dari hati yang baik pula. Sama halnya dengan lisan kita, kalau yang keluar adalah ayat alquran, as sunnah dan akhlak yang mulia. Itu berarti itulah yang ada di dalam hatinya.
Memperhatikan tutur kata, akhlak, tidak mencela, merendahkan orang lain. Orang yang mau memiliki akhlak yang baik, harus mempelajari akidah.
Beberapa Keutamaan akhlak baik:
1. Orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya di antara mereka.”
Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.”
Nabi adalah orang yang paling memiliki akhlak. Ibnu taimiyah berkata Akhlak Rassulullah adalah mukjizat itu sendiri.
Allah ta'ala berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam 68:4)
Hadist:
قُلتُ : يَا أُمَّ المُؤمِنِينَ ! حَدِّثِينِي عَن خُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ .قَالَت : يَا بُنَيَّ أَمَا تَقرَأُ القُرآنَ ؟ قَالَ اللَّهُ : ( وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ ) خُلُقُ مُحَمَّدٍ القُرآنُ أخرجها أبو يعلى (8/275) بإسناد صحيح .
“Aku berkata, ‘Wahai Ummul Mukminin, beritakanlah kepadaku tentang akhlak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” Aisyah berkata, “Wahai anakku, tidakkah engkau membaca Al-Qur’an? Allah berfirman, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Akhlak Muhammad adalah Al-Qur’an.”
(HR. Abu Ya’la, 8/275 dengan Isnad yang shahih).
Allah ta'ala berfirman,
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-'Aĥzāb 33:21)
Kita ingin mengikuti nabi, berarti kita juga harus mau memperbaiki diri dan akhlak kita. Ini adalah pelajaran besar dan penting yang harus kita perjuangkan "akhlak mulia"
Salah satu sunnah Nabi saat melihat anak kecil adalah mengucapkan salam. Rasulullah selalu menunjukkan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak, termasuk dengan menyapa mereka terlebih dahulu.
Hadistnya :
"Sesungguhnya Rasulullah pernah melewati anak-anak kecil, lalu beliau memberi salam kepada mereka."
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Bagaimana bersikap dengan orang yang lebih tua dari kita?
Adapun dalam Sunan at-Tirmidzi dari Anas bin Malik Radhiallahuanhu berkata,
“Seorang lelaki tua datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam lantas orang-orang memperlambat untuk memperluas jalan untuknya, maka Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
ليس منا من لم يرحم صغيرنا،ويوقّر كبيرنا
‘Bukan termasuk dari golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang tua (orang dewasa) kami'” (HR. At Tirmidzil
Saking betapa pentingnya akhlak mulia dalam islam.
2. Akhlak baik adalah amalan yang paling berat timbangannya di akherat kelak
Nabi bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ، وَإِنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيءَ
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat selain akhlak yang baik. Dan sesungguhnya Allah membenci orang yang keji dan berkata kotor.”
(HR. Tirmidzi No. 2002, dinilai sahih oleh Al-Albani)
3. Akhlak baik bisa menyamai orang yang rajin shalat dan rajin puasa
Nabi bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba itu benar-benar mencapai derajat orang yang berpuasa dan sholat malam dengan sebab akhlaknya yang baik" (HR. Abu Dawud no. 4798)
Orang yang sudah belajar agama dengan benar akan membuat orang lain nyaman dan bahagia saat berada di dekatnya. Akidah yang benar tidak bisa dipisahkan dengan akhlak yang mulia.
Kenapa Akhlak baik bisa menyamai orang yang rajin shalat dan rajin puasa?
Karena akhlak mulia berkaitan dengan orang lain dan berimbas dengan orang lain. Ada amalan yang dilakukan bermanfaat untuk orang lain, sehingga pahalanya sangat besar sekali.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لأن أمشي مع أخ في حاجة أحب إلي من أن أعتكف في هذا المسجد
“Sungguh aku berjalan bersama seorang saudara (muslim) di dalam sebuah keperluan lebih aku cintai daripada aku beri’tikaf di dalam masjid ku (masjid Nabawi) ini selama sebulan.”
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar, Nabi ﷺ bersabda,
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini – Masjid Nabawi – selama sebulan penuh.”
Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa ketulusan dan kebaikan dalam membantu dan memperhatikan orang lain memiliki nilai yang lebih besar di hadapan Allah daripada melakukan i’tikaf di salah satu tempat paling suci di dunia, yaitu Masjid Nabawi. Karena ini adalah amalan sholeh yang memberikan manfaat untuk orang lain.
4. Akhlak yang mulia adalah sebab seseorang masuk surga
Nabi bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا، وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ
“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar. Dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta, meskipun dalam bercanda. Serta sebuah rumah di bagian tertinggi surga bagi orang yang akhlaknya baik.”
(HR. Abu Dawud No. 4800, dinilai hasan oleh Al-Albani)
Wahai rasulullah apa yang membawa kita ke surga? Bertakwa kepada Allah dan akhlak yang baik.
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.”
(HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
♡♡ Tulus kepada manusia atau sesama. Ketulusan itu milik orang orang yang beriman.
♡♡ Menginginkan kebaikan untuk orang lain. Karena biasanya seseorang sering mementingkan dirinya sendiri.
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi bersabda:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
"Orang beriman dengan orang beriman lainnya bagaikan sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling menguatkan," beliau mengeratkan jari-jarinya.
Nabi Juga Bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطْفِهِمْ؛ كَمَثَلِ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْو؛ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ»
"Perumpamaan orang beriman dalam saling mencintai, saling mengasihi, saling melengkapi, bagaikan satu badan. Jika ada anggota badan yang sakit, seluruh anggota badan merasa sakit dengan susah tidur dan demam."
Puncak dari akhlak yang baik:
1. Jika orang berbuat buruk kita tetap baik
2. Jika orang berbuat jahat kita tetap baik
3. Jika orang menghina atau merendahkan kita, kita tetap baik
Karena kita hanya berharap ridho dari Allah. Ini yang harus jadi prioritas dalam hidup kita.
QS. Al-Insan Ayat 9:
اِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِـوَجۡهِ اللّٰهِ لَا نُرِيۡدُ مِنۡكُمۡ جَزَآءً وَّلَا شُكُوۡرًا
(sambil berkata), "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu."
Ayat ini menerangkan keikhlasan orang-orang abrar yang menyatakan bahwa mereka memberikan makanan kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan hanya untuk mengharapkan keridaan Allah semata, tidak menghendaki balasan dan tidak pula mengharapkan ucapan terima kasih.
Jadi, hendaklah hati kita ikhlas karena Allah, tanpa dicampuri oleh perasaan lain yang ingin menerima balasan yang setimpal atau mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain.
Bagian dari akhlak mulia ahlus sunnah waljamaah :
1. Memberikan hak kepada orang tua
2. Menyambung silahturahmi kepada saudara
3. Baik kepada tetangga
4. Berbuat baik kepada anak yatim
5. Berbuat baik kepada hewan dan budak
6. Jangan pernah merendahkan orang lain
7. Jangan pernah ada rasa bangga terhadap diri sendiri.
Wahai saudaraku, Semua yang kita miliki di dunia ini adalah nikmat dari Allah dan karunia dari Allah. Karenanya jadilah hamba yang bersyukur atas nikmat yang telah diberi dan berdoa untuk berlindung agar Allah tidak mencabut nikmatnya dalam diri kita.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, dia berkata, “Di antara doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“ALLOOHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MIN ZAWAALI NI’MATIK, WA TAHAWWULI ‘AAFIYATIK, WA FUJAA’ATI NIQMATIK, WA JAMII’I SAKHOTHIK”
"[Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu]"
(HR. Muslim no. 2739)
Semoga Allah memberikan kita taufik, rahmat, hidayah, akhlak yang baik dan selalu menjadi hamba yang bersyukur. Aamiin..
Semoga Bermanfaat
Ummu Aisyah
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Semoga Allah memberikan kita taufik, rahmat, hidayah, akhlak yang baik dan selalu menjadi hamba yang bersyukur. Aamiin..
Semoga Bermanfaat
Ummu Aisyah
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Comments
Post a Comment