Jual Beli Istishna
*Bismillah*
Tema: Jual Beli Istishna
Oleh: Ustadz Dian Rangga
7 januari 2025
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
*1. Definisi Istishnaa*
Secara bahasa istishna adalah
"Meminta dibuatkan barang." (Az-Zuhaili, 2007)
Sedangkan istishnaa dalam istilah fuqaha adalah:
"Akad yang dilakukan dengan seseorang untuk membuat barang tertentu dalam tanggungan." (Az-Zuhaili, 2007)
*2. Pensyariatan Istishnaa'*
Para ulama Hanafiyah berpendapat bahwa akad istishnaa' boleh berdasarkan dalil istihsan yang ditunjukkan dengan kebiasaan masyarakat melakukan akad ini sepanjang masa tanpa ada yang mengingkarinya, sehingga menjadi ijma tanpa ada yang menolaknya (Az-Zuhaili, 2007).
Diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabiir dan ibnu Abi Khaitsamah dari Abi Bashrah al-Ghifari secara marfu' dengan redaksi:
"Aku meminta tuhanku agar umatku tidak bersepakat dalam kesesatan, maka Dia mengabulkannya." (HR. Ahmad dan Thabrani)
*Ibnu Mas'ud berkata:*
"Apa yang dianggap baik oleh kaum Muslimin maka dia adalah baik menurut Allah."
*3. Rukun jual-beli*
*Menurut Yusuf Syubaili (1426 H), rukun jual beli adalah:*
A. Pelaku transaksi: penjual dan pembeli
B. Objek Transaksi: barang (disyaratkan adanya proses pembuatan
C. Akad (transaksi) : segala tindakan yang dilakukan kedua belah pihak yang menunjukkan mereka sedang melakukan transaksi, baik dengan kata-kata (ijab-qabul) atau dengan perbuatan (mu'athah)
*4. Syarat Akad Istishnaa*
Para ulama Hanafiyah menentukan tiga syarat untuk keabsahan akad Istishnaa', jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi maka akad tersebut rusak (fasid):
A. Harus diketahui baik harga, jenis, tipe, jumlah/kadar, dan bentuk barang yang dipesan
B. Barang yang dipesan merupakan barang yang biasa dipesan pembuatannya oleh masyarakat
*C. Batas waktu tertentu (jika ada)*
*5. Sifat Akad Istishna*
Akad istishna' adalah akad yang bersifat lazim (mengikat) dan memberikan konsekuensi bila syarat-syaratnya terpenuhi, yaitu kejelasan objek istishna': macam, jenis, ukuran, spesifikasi yang dipesan, alat bayar yang diketahui, dan batas tempo jika ada. Maka tidak butuh pengulangan ijab qabul setelah barang selesai dibuat.
*6. Objek Akad*
"Akad istishna' merupakan akad membeli sesuatu yang akan dibuat oleh seseorang, dimana bahan baku dan pembuatan dari produsen (shani"). Jika bahan baku berasal dari pemesan (mustashni), maka akad yang dilakukan adalah akad ijarah bukan istishna'." (Az-Zuhaili, 2007)
Semoga Bermanfaat
Ummu Aisyah
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Tema: Jual Beli Istishna
Oleh: Ustadz Dian Rangga
7 januari 2025
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
*1. Definisi Istishnaa*
Secara bahasa istishna adalah
"Meminta dibuatkan barang." (Az-Zuhaili, 2007)
Sedangkan istishnaa dalam istilah fuqaha adalah:
"Akad yang dilakukan dengan seseorang untuk membuat barang tertentu dalam tanggungan." (Az-Zuhaili, 2007)
*2. Pensyariatan Istishnaa'*
Para ulama Hanafiyah berpendapat bahwa akad istishnaa' boleh berdasarkan dalil istihsan yang ditunjukkan dengan kebiasaan masyarakat melakukan akad ini sepanjang masa tanpa ada yang mengingkarinya, sehingga menjadi ijma tanpa ada yang menolaknya (Az-Zuhaili, 2007).
Diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabiir dan ibnu Abi Khaitsamah dari Abi Bashrah al-Ghifari secara marfu' dengan redaksi:
"Aku meminta tuhanku agar umatku tidak bersepakat dalam kesesatan, maka Dia mengabulkannya." (HR. Ahmad dan Thabrani)
*Ibnu Mas'ud berkata:*
"Apa yang dianggap baik oleh kaum Muslimin maka dia adalah baik menurut Allah."
*3. Rukun jual-beli*
*Menurut Yusuf Syubaili (1426 H), rukun jual beli adalah:*
A. Pelaku transaksi: penjual dan pembeli
B. Objek Transaksi: barang (disyaratkan adanya proses pembuatan
C. Akad (transaksi) : segala tindakan yang dilakukan kedua belah pihak yang menunjukkan mereka sedang melakukan transaksi, baik dengan kata-kata (ijab-qabul) atau dengan perbuatan (mu'athah)
*4. Syarat Akad Istishnaa*
Para ulama Hanafiyah menentukan tiga syarat untuk keabsahan akad Istishnaa', jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi maka akad tersebut rusak (fasid):
A. Harus diketahui baik harga, jenis, tipe, jumlah/kadar, dan bentuk barang yang dipesan
B. Barang yang dipesan merupakan barang yang biasa dipesan pembuatannya oleh masyarakat
*C. Batas waktu tertentu (jika ada)*
*5. Sifat Akad Istishna*
Akad istishna' adalah akad yang bersifat lazim (mengikat) dan memberikan konsekuensi bila syarat-syaratnya terpenuhi, yaitu kejelasan objek istishna': macam, jenis, ukuran, spesifikasi yang dipesan, alat bayar yang diketahui, dan batas tempo jika ada. Maka tidak butuh pengulangan ijab qabul setelah barang selesai dibuat.
*6. Objek Akad*
"Akad istishna' merupakan akad membeli sesuatu yang akan dibuat oleh seseorang, dimana bahan baku dan pembuatan dari produsen (shani"). Jika bahan baku berasal dari pemesan (mustashni), maka akad yang dilakukan adalah akad ijarah bukan istishna'." (Az-Zuhaili, 2007)
*KESIMPULAN*
*Jual Beli Istishna'*
*Objek Transaksi*
● Barang yang belum ada dan akan dibuat sesuai pesanan (spesifikasi yang disepakati)
*Waktu Pembayaran*
● Bisa di muka, tengah, atau akhir (tergantung kesepakatan)
*Waktu Penyerahan*
● Waktu penyerahan tidak harus tertentu
*Contoh*
● Memesan pembuatan rumah, mobil, atau barang lain yang dibuat sesuai pesanan
*Objek Transaksi*
● Barang yang belum ada dan akan dibuat sesuai pesanan (spesifikasi yang disepakati)
*Waktu Pembayaran*
● Bisa di muka, tengah, atau akhir (tergantung kesepakatan)
*Waktu Penyerahan*
● Waktu penyerahan tidak harus tertentu
*Contoh*
● Memesan pembuatan rumah, mobil, atau barang lain yang dibuat sesuai pesanan
Semoga Bermanfaat
Ummu Aisyah
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Comments
Post a Comment