Kupas Tuntas Syubhat Dalam Dunia Parenting
*BISMILLAH*
*⏰ KAJIAN SAFFANAH ⏰*
*5️⃣. Pertemuan Ke-5*
*💎 “Kupas Tuntas Syubhat Dalam Dunia Parenting”*
👤Ustadz Abu Salma Muhammad, S.Si حفظه الله
⏰ Rabu, 5 Maret 2025 / Pukul 09.30 WIB - selesai
************************************
*Kupas Tuntas Syubhat Dalam Dunia Parenting*
Syubhat dalam dunia parenting itu banyak sekali. Tidak lepas dari tingkat keilmuan.
*Apa itu Syubhat ?*
Syubhat itu artinya ittibaas (kesamaran),
Ghumuudh (kerancuan), syakkun (keraguan raguan)
*Syubhat didalam lisaanul arob didefiniskan:*
Syubhat adalah kondisi pelik yang menyerupai satu dengan lainnya dan bercampur aduknya suatu hal sampai menjadi rancu satu dengan lainnya.
*Syubhat didalam al ma'ani didefinisikan:*
Kesamaran /ketidak jelasan keadaannya sehingga tidak diketahui apakah halal atau haram, benar atau salah.
*Larangan Al Quran mengikuti yang Mutasyabihat*
Surat Ali ‘Imran Ayat 7:
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ مِنْهُ ءَايَٰتٌ مُّحْكَمَٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلْكِتَٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَٰبِهَٰتٌ ۖ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَٰبَهَ مِنْهُ ٱبْتِغَآءَ ٱلْفِتْنَةِ وَٱبْتِغَآءَ تَأْوِيلِهِۦ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُۥٓ إِلَّا ٱللَّهُ ۗ وَٱلرَّٰسِخُونَ فِى ٱلْعِلْمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
"Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
*Poin penting ayat ini adalah:*
- Bahwa Orang orang yang mempunyai penyakit, mereka memilih ayat ayat mutshabihat..
Ibunda Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah bersabda:
إِذَا رَأَيْتُمُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ما تَشَابَهَ منه، فَأُولَئِكَ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ فَاحْذَرُوهُمْ
"Jika kalian melihat orang-orang yang mengikuti mustasyabhat maka mereka itulah yang Allah sebutkan di ayat ini maka waspadalah dari mereka"
Karenanya Nabi memerintahkan untuk menjauhi syubhat..
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِى الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِى الْحَرَامِ كَالرَّاعِى يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ
“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat yang masih samar- yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.
Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada pengembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599)
*Pelajaran penting dari hadits ini adalah:*
- Intinya, ada tiga hukum yang disebutkan dalam hadits di atas, yaitu (1) halal, (2) haram, dan (3) syubhat.
Yang haram telah jelas dan haram telah jelas. Sementara syubhat masih samar samar..
*Sedangkan masalah (problema) dibagi menjadi empat macam:*
1. Yang memiliki dalil bolehnya, maka boleh diamalkan dalil bolehnya.
2. Yang memiliki dalil pengharaman, maka dijauhi demi mengamalkan dalil larangan.
3. Yang terdapat dalil boleh dan haramnya sekaligus. Maka inilah masalah mutasyabih (yang masih samar). Menurut mayoritas ulama, yang dimenangkan adalah pengharamannya.
4. Yang tidak terdapat dalil boleh, juga tidak terdapat dalil larangan, maka ini kembali ke kaedah hukum asal. Hukum asal ibadah adalah haram. Sedangkan dalam masalah adat dan muamalah adalah halal dan boleh.
- Siapa yang menjauhi syubhat: maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.
- Siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram.
*WASPADALAH 2 SENJATA SYAITHAN*
*Ada 2 senjata syaitan yaitu syubhat dan syahwat*
SYUBUHAT: Merusak agama dan akal
*Syubuhat fit ta'amul ma'allah*
(Syubhat dalam berinteraksi dengan Allah)
1. Syubuhat fi aqidatillah (Perkara dalam akidah)
2. Syubuhat fi ibadatillah (Perkara dslam ibadah
*Syubuhat fit ta'amul ma'an naasi*
(Syubhat dalam berinteraksi dengan manusia)
1. Syubuhat fil Ifrath
2. Syubuhat fit tafrith
Yaitu mengkultuskan atau melebih lebihkan (ghuluw) dan meremehkan
*SYAHAWAT→ Merusak akhlaq dan moral*
1. Syahawat Ma'nawiyah: cinta popularitas, gila pujian. Cinta kekuasaan, dll
2. Syahawat Hissiyah: Syahwat perut dan kemaluan
Dari kedua ini sama sama berbahaya, tapi yang paling berbahaya adalah yang merusak akidah.
*KIAT MENANGKAL SYUBUHAT*
- Menjaga keikhlasan
Adalah orang orang yang ikhlas yang tidak mampu digoda oleh syaitan
*SUMPAH IBLIS UNTUK MENYESATKAN MANUSIA*
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ﴿١٦﴾ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. [Al-A’râf/7:16-17]
- Memperkuat jiwa dengan doa, isti'anah dan memohon taufiq serta istiqomah
*Doa yang diajarkan nabi:*
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، وَلَا تَجْعَلْهُ مُلْتَبِسًا عَلَيْنَا فَنَضِلَّ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa’ahu, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj tinaabahu. Wa laa taj’alhu multabisan ‘alayna fanadlilla, waj’al a lilmuttaqiina imaama.
"Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
- Belajar secara ta'shil (sistematis) dan tafshil (terperinci)
- Selektif dalam mencari guru
Perhatikan akidahnya bagaimana dan ibadahnya bagaimana..
- Berpegang dengan yang meyakinkan dan meninggalkan yang meragukan
Tinggalkan apa yang membuatmu ragu, dan amalkan apa yang tidak membuatmu ragu (ada dalilnya)
- Menjauhi segala hal yang masih syubuhat
- Bersikap ta anni (tenang) dan tidak tergesa-gesa
- Bertanya kepada ahli ilmu yang rashikhin saat dilanda syubuhat
- Kembali kepada kaidah asal:
Obat syubhat: bertanya dengan ahli ilmu..
1. Jika dalam urusan agama maka hukum asal terlarang.
2. Jika dalam urusan dunia, muamalat dan selain ibadah maka hukum asalnya boleh
*DUA SISI PARENTING ISLAM*
*SISI KAIDAH & PRINSIP*
• Sudah lengkap dan jelas di dalam Islam sehingga tidak perlu menengok ke selain Islam
*SISI APLIKASI & IMPLEMENTASI*
• Jika ada dalil yang menunjukkan, maka mengambil dalil dan mendahulukannya
• Jika tidak ada dalil, maka dikembalikan kepada urf, adat, khibroh (pengalaman), riset, observasi, dll
*SEJUMLAH PRINSIP PARENTING ISLAM*
1. MEMBANGUN PONDASI DI ATAS AQIDAH/TAUHID YANG BENAR
2. MENUMBUHKAN FITRAH ANAK DI ATAS AL-QUR'AN DAN SUNNAH
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ
“Tidaklah setiap anak kecuali dia dilahirkan di atas fitrah, maka bapak ibunyalah yang menjadikan dia Yahudi, atau menjadikan dia Nasrani, atau menjadikan dia Majusi. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. MENDIDIK DENGAN KETELADANAN
- Keteladanan itu adalah perkara penting dan efektif..Teladan itu lebih didahulukan daripada nasehat
4. MENDIDIK DENGAN ILMU DAN AMAL
5. MENDIDIK DENGAN KASIH SAYANG DAN KELEMAHLEMBUTAN
6. MENDIDIK DENGAN HIKMAH
7. MENDIDIK DENGAN NASEHAT
8. MENDIDIK DENGAN REWARD & PUNISHMENT
9. MENDIDIK DENGAN ATURAN & PERHATIAN
*TIDAK MENGAJARKAN TAUHID DARI SEMENJAK DINI*
*SYUBUHAT:*
Anak dibawah 7 tahun belum mampu berpikir abstrak, sementara agama (apalagi akidah) adalah perkara abstrak..Orang tua menunda mengajarkan anaknya tentang akidah..
*REALITA:*
Sebagian orang tua tidak faham islam dan akidah. Artinya Orang yang tidak memiliki tidak bisa memberi.
*PIJAKAN SOLUSI*
*PIJAKAN 1:*
Semua anak dilahirkan berada di atas fitrah iman, islam, tauhid, ma'rifah, tabi'ah salimah..
- Tugas ortu menjaga dan menumbuhkan fitrah anak
*PIJAKAN 2:*
• Anak adalah amanat Allah yang harus dijaga semenjak dilahirkan
- anak menjadi tanggung jawab ortu untuk dipersiapkan menjadi hamba allah
- Ortu itu wajib belajar dan berilmu, agar dapat mengajarkan tentang akidah
- Usia 7 tahun adalah usia pundamental. Karenanya orang tua harus mengajarkan anaknya terkait akidah dan tauhid..
*PIJAKAN 3:*
• Tauhid adalah hak Allah
- Orang tua yang mendidik anaknya menunaikan hak Allah, maka Allah takkan melupakan hak orang tua
*PIJAKAN 4:*
• Tauhid adalah pondasi
- Orang tua yang fokus membangun pondasi sebelum bangunan (amalan) akan melahirkan anak yang kuat, tangguh, tahan banting
*PIJAKAN 5:*
• Tauhid adalah membangun koneksi dengan Allah
- Siapa yang memperbaiki koneksinya dengan allah, maka Allah memperbaiki koneksinya dengan selain-Nya
*PIJAKAN 6:*
• Tauhid adalah pendidikan hati
- Apabila hati baik maka akan baik pula seluruh anggota tubuhnya
*PIJAKAN 7:*
• Tauhid adalah kunci segala kebaikan, keselamatan, kebahagiaan dan ketenangan, baik di dunia dan di akhirat.
(2) TIDAK MENJADI QUDWAH DAN TELADAN BAGI ANAK
*SYUBUHAT:*
Anak ketika masih kecil dianggap belum mengerti, sehingga saat orang tua memperlihatkan keburukan dianggap tidak masalah
*REALITA:*
Sebagian orang tua tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi anaknya, padahal anak itu seperti spons yang menyerap segala apa yang ada disekitarnya, baik atau buruk
*PIJAKAN SOLUSI*
*PIJAKAN 1:*
• Seruan Allah pertama kali adalah kepada diri kita sebelum keluarga kita..
*Allah Berfirman Dalam QS At-Tahrim ayat 6*
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan"
*PIJAKAN 2:*
- Seseorang yang tidak mampu memperhatikan dirinya, maka akan lebih sulit lagi memperhatikan orang lain
*PIJAKAN 3:*
- Mengawali perbaikan dari diri sendiri membutuhkan ilmu & amal
*PIJAKAN 4:*
- Ilmu takkan bermanfaat jika tidak diamalkan, dan amal takkan lurus dan benar tanpa ilmu
Ilmu dahulu baru amal, karena ilmu tanpa amal akan jadi sia sia. Kerusakannya lebih banyak..Kombinasi ilmu dan amal menjadi teladan, maka orangtua akan menjadi teladan yang baik..
*PIJAKAN 5:*
- Mendidik anak dengan keteladanan itu lebih efektif dan berpengaruh daripada ribuan nasehat atau perkataan
*PIJAKAN 6:*
- Orang tua adalah wujud kongkret dari suatu konsep pendidikan/pengajaran
- Keteladanan adalah wujud kongkret suatu ilmu yang lebih mudah ditiru dan dicontoh.
Dari nabi Ibrahim adalah contoh keteladanan yang baik dan luar biasa
*PIJAKAN 7:*
- Anak dalam perkembangannya adalah sosok peniru dan pencontoh yang hebat.. Mulai dari menirukan apa yang dia dengar dan mencontoh apa yang dia lihat..
*(3) TIDAK ADA KERJA SAMA DAN BERBAGI PERAN ANTARA SUAMI DAN ISTERI*
*SYUBUHAT:*
Peran suami hanya sekedar mencari nafkah materi. Adapun urusan pendidikan anak dan urusan domestik adalah tanggung jawab istri
*REALITA:*
Banyak suami yang egois mendelegasikan semua tanggung pendidikan kepada istri
*PIJAKAN SOLUSI*
*PIJAKAN 1:*
Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, penanggung jawab dan pelindung. la akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya (anak dan istrinya)
*PIJAKAN 2:*
Al-qur'an memberikan potret pendidikan hampir semuanya dari sosok ayah ibrahim, ismail, ya'qub, luqman, dll.
Ujian nabi ibrahim begitu luar biasa dan beliau berhasil melewati ujiannya.Karenanya dia menjadi kekasih Allah..
Allah memberikan kendaraan Buraq kepada nabi Ibrahim untuk mengunjungi hajar dan ismail, dibersamai oleh jibril..
Begitu juga dengan kisah Lukman..
Surat Luqman Ayat 12:
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
*PIJAKAN 3:*
Laki-laki adalah kepala sekolah (mudir) sementara isteri adalah guru. Pria adalah nakhoda sementara isteri adalah muallim (asisten)
*PIJAKAN 4:*
Anak adalah buah hati suami dan isteri, bukan salah satunya. Karena itu peran keduanya sangat dibutuhkan.
*PIJAKAN 5:*
Anak butuh sosok ayah & ibu untuk belajar gender, peran, dan tanggung jawab. Absen salah satunya bisa membawa problem bagi parkembangan anak.
Anak laki laki tidaklah sama dengan anak perempuan..Oleh karena itu, seorang ayah sangat berperang penting untuk mendidik anak laki lakinya.
*PIJAKAN 6:*
Istri bukanlah pelayan dan pelengkap suami, namun mitra dan partner hidup di dunia dan di surga, yang harus saling bekerja sama, manjaga dan melengkapi.
*PIJAKAN 7:*
Suami & isteri hendaknya memiliki metode dan cara pendidikan yang telah disepakati bersama, agar tidak muncul adanya konflik di hadapan anak.
*(4) TIDAK BIJAK (HIKMAH) DI DALAM MENDIDIK*
*SYUBUHAT:*
Mendidik anak itu sesuai dengan kultur, budaya dan kondisi masyarakat
*REALITA:*
Banyak orang tua mendidik anak dengan cara paksaan, ngegas, pengen serba instan sehingga pertumbuhan anak menjadi bermasalah
*PIJAKAN SOLUSI*
*PIJAKAN 1:*
Hikmah adalah kunci kesuksesan dan karunia yang Allah berikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki
*PIJAKAN 2:*
Hikmah itu adalah wadh'u syar'i mahallih al-munassió (mampu meletakkan sesuatu di tempatnya yang sesuai)
*PIJAKAN 3:*
*Hikmah itu:*
1. Melakukan sesuatu yang benar harus tahu limunya
2. Dilakukan dengan cara yang benar
- harus ada manhaj, cara dan metodenya
3. Dikerjakan di waktu yang benar
- harus memperhatikan momen
*PIJAKAN 4:*
*Ada 3 rukun hikmah:*
*1.ILMU*
- Tidak jahil dan harus belajar
*2. Hilmu (santun tidak keras dan bengis)*
- harus dilatih
*2.Ta'anni (tenang)*
- Tidak tergesa-gesa dan harus sabar
*PIJAKAN 5:*
Hikmah mengharuskan "SWTH" (WHY-WHAT-WHERE-WHEN-WHOM-HOW)
*PIJAKAN 6:*
Hikmah mengharuskan ortu mengenal kondisi anak
- Keunikan, keistimewaan, kelebihan & kekurangannya, bakat, potensi, dll.
*PIJAKAN 7:*
Hikmah mengharuskan adanya pengetahuan tentang prioritas (al-aham fal muhimi)
*(5) TIDAK PUNYA ATURAN DAN PERHATIAN DI DALAM MENDIDIK ANAK*
*SYUBUHAT:*
Anak hanya perlu diperintah dan diberi peraturan saja agar menjadi penurut
*REALITA:*
Banyak orang tua mendidik anak dengan aturan ketat yang mengekang sehingga anak menjadi bermasalah/ suka memberontak. Sementara ada pula orangtua yang terlalu permisif (anak tidak tahu aturan)
*PIJAKAN SOLUSI*
*PIJAKAN 1:*
• Agama kita mengajarkan pentingnya aturan (ada larangan dan ada perintah)
Ini menunjukkan perhatian terhadap anak
- Alquran itu berisi aturan dan larangan
*PIJAKAN 2:*
*Perhatian tanpa aturan*
- Membawa kepada kekacauan (faudho)→ anak tidak tahu aturan tipikal orang tua permisif
- Kita memberikan gadget, dengan aturan dan perhatian
*PIJAKAN 3:*
*Aturan tanpa perhatian:*
- melahirkan sikap memberontak (tamarrud)
- anak terkekang dan ingin memberontak (tipikal orang tua diktator)
*PIJAKAN 4:*
Perhatian + Aturan, Membentuk Respek Dan Tanggung Jawab
*PIJAKAN 5:*
• Libatkan anak untuk menyepakati aturan
*Melatih anak untuk:*
✔Mengenal dirinya, kemauan, keinginan, perasaan
✔Mengungkapkan gagasan, perasaan, keinginan
✔Belajar bernegosiasi, menghadapi masalah dan problem solving
✔Belajar berkomitmen dan konsisten
✔Belajar mengahadapi konsekuensi, penolakan atas keinginannya, dll
*(6) BERLEBIHAN DI DALAM MEMBERIKAN HUKUMAN*
*SYUBHAT:*
Anak perlu dihukum dan diancam dari semenjak kecil agar menjadi anak penurut dan tidak menjadi pembangkang
*REALITA:*
Banyak orang tua mudah memberikan hukuman kepada anak bahkan sampai kepada hukuman fisik, hanya karena sebal, jengkel, marah, emosi, dll
*PIJAKAN SOLUSI*
*PIJAKAN 1:*
Hukuman adalah bentuk perhatian, cinta kasih dan pendidikan (ta'dib), bukan bentuk sekedar luapan kemarahan, kejengkelan dan untuk menyiksa (ta'dzib).
*PIJAKAN 2:*
Hukuman itu bervariasi dan bertingkat, sesuai dengan jenis kesalahan, usia pelaku kesalahan dan kondisinya
*PIJAKAN 3:*
Hukuman itu tidak selalu dalam bentuk hukuman fisik atau bentakan. Hukuman bisa juga dalam bentuk pandangan mata (memicingkan mata), membuang muka, menghajr beberapa saat, dll
*PIJAKAN 4:*
*Ada beberapa prinsip sebelum menghukum anak:*
- Beritahu dulu aturannya (boleh ngga boleh). Tidak sepatutnya anak dihukum atas sesuatu yang belum diketahuinya
- Menghukum secara bertahap, mulai dari yang ringan hingga ke yang berat
- Hukuman atas dasar perbuatan anak, bukan karena membenci anak
- Konsisten di dalam menghukum, harus tega dan tidak mudah berubah pikiran, sehingga hanya menjadi ancaman kosong
- Memaafkan anak jika anak telah bertaubat dan mengakui kesalahannya. Setelah anak belajar menghadapi konsekuensi perbuatannya.
*PIJAKAN 5:*
- Adil di dalam menerapkan hukuman
- Tidak terlalu lunak sehingga anak meremehkan
- Tidak terlalu keras sehingga menzhalimi anak
*(7) BERLEBIHAN DI DALAM MENGAPRESIASI DAN MEMUJI ANAK*
*SYUBUHAT:*
Anak perlu selalu dipuji dan disanjung agar semangat, menurut dan bisa diatur
*REALITA:*
Banyak orang tua begitu berlebihan di dalam memuji anak dengan pujian pujian setinggi langit, sehingga menjadikan anak cendrung suka 'makan pujian' dan ujub
*PIJAKAN SOLUSI*
*PIJAKAN 1:*
Kaitkan selalu apresiasi dan pujian sebagai bentuk karunia, pemberian dan izin dari Allah
- Misal: Masya Allah, kamu berhasil karena Allah mudahkan
*PIJAKAN 2:*
Apresiasi usaha, proses dan upayanya, bukan hasil dan pencapaiannya.
*PIJAKAN 3:*
Penghargaan/hadiah tidak selalu harus berupa materi atau pujian verbal, bisa juga dalam bentuk senyuman, sentuhan fisik, pelukan, dan doa (ini paling penting)
*PIJAKAN 4:*
• Memuji itu ada dosisnya yang harus proporsional:
- Jika berlebihan bisa membahayakan
- Jika kurang bisa cari perhatian, pasif dan tidak bersemangat
*PIJAKAN 5:*
Memberikan hadiah materi diperbolehkan, asalkan dengan memberikan pijakan, bahwa materi tersebut sejatinya hadiah dari Allah, yang dititipkan kepada orang tua.
*PIJAKAN 6:*
Wajib menepati janji dalam memberikan hadiah/apresiasi/penghargaan
Semoga Allah memberikan kita Taufik dan Hidayah dalam mendidik anak anak kita, agar terhindar dari semua perkara syubhat. Semoga Allah memberikan semua kemudahannya..aamiin..
Semoga Bermanfaat
Ummu Aisyah
************************************
Comments
Post a Comment